Trabasterkini.com
Tulang Bawang, 26 Juni 2025 — Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, atau yang juga dikenal sebagai malam 1 Suro dalam tradisi masyarakat, warga lingkungan RK 1—yang terdiri dari RT 1, RT 5, dan RT 6—di Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya, Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang, menggelar acara bersama penuh makna di perempatan jalan utama,malam jum’at (25/6).
Acara yang dimulai setelah salat Isya ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti doa bersama, siraman rohani, tausiyah, dan yang paling ditunggu-tunggu: makan bersama warga dengan hidangan khas, termasuk nasi tumpeng sebagai simbol syukur dan harapan.
Siraman rohani yang disampaikan oleh Ustad Samsudin , yang dalam tausiyahnya mengajak warga untuk menjadikan momen tahun baru Islam ini sebagai titik tolak untuk meningkatkan ketakwaan, mempererat tali silaturahmi, serta memperkuat semangat kebersamaan dan toleransi di tengah keberagaman.
Yang membuat kegiatan ini semakin istimewa adalah keterlibatan aktif warga dari berbagai latar belakang agama dan suku. Semua berperan dan bergotong royong tanpa membedakan keyakinan atau asal-usul. Ada yang membantu memasak, menyiapkan tempat acara, menyiapkan konsumsi, hingga menjadi panitia teknis lapangan.
Ketua RT 6, Suhardi Topang menyampaikan rasa terima kasihnya atas kebersamaan yang terjalin dalam acara tersebut.
“Alhamdulillah tahun ini kita bisa kembali berkumpul. Meski berbeda-beda, kita bisa bersatu. Nasi tumpeng yang disajikan malam ini menjadi lambang rasa terima kasih kita atas nikmat kebersamaan dan kedamaian,” ujarnya.
Ketua RT 5, Bapak Nyoman , menambahkan bahwa makan bersama bukan sekedar tradisi, tapi juga memperkuat hubungan sosial antarwarga.
“Tumpeng kita potong bersama, lalu dinikmati ramai-ramai oleh warga. Anak-anak, orang tua, semua duduk sama rendah, makan sama rata. Ini bukan hanya soal makanan, tapi soal kebersamaan,” katanya.
Ketua RT 1, Suyono , mengatakan bahwa kegiatan ini juga menjadi ruang belajar toleransi bagi generasi muda.
“Anak-anak kita libatkan dalam acara, ikut membagikan makanan. Harapannya, mereka tumbuh menjadi generasi yang menghargai perbedaan dan menjaga kerukunan,” tuturnya.
Acara ditutup dengan ramah tamah dan pembagian makanan kepada warga yang hadir. Suasana malam itu begitu hangat dengan lampu hias sederhana, tawa anak-anak, dan semangat persaudaraan yang nyata.
Tahun Baru Islam atau 1 Suro kali ini bukan hanya tentang pergantian kalender hijriah, tetapi juga tentang hijrah sosial : dari sekat-sekat perbedaan menuju keharmonisan, toleransi, dan persatuan dalam kehidupan bermasyarakat.
By : Heppen